Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

THINK & SUCCEED

Think & Succeed! ------------------------------ ---- Dear friend Mati adalah awal kehidupan. Hidup adalah pangkal kematian. Hidup dan mati, datang silih berganti, tidak ada yang kekal abadi. Itulah hukum alam yang hakiki. Oleh sebab itu, jangan takut mati, jangan mencari mati. Selama hidup, lebih baik bersegeralah perbanyak kebaikan , syukuri diri dalam keadaan apapun, dan tahu diri di manapun. Bebas, lepas, tidak terikat dan melekat, cerah ceria, berpikir optimis dan positif setiap saat, . :-) ////////////////////////////// ////////// Kisah Nyata... Pagi itu seorang pria menjalani rutinitasnya seperti biasa. Sebagai seseorang yang mempunyai relasi luas dan sibuk, ia selalu menyempatkan diri untuk membaca kolom pengumuman termasuk juga kolom berita kematian. Tiba-tiba matanya membaca sebuah berita, berita yang sangat mengejutkan dan membuat bulu kuduknya merinding. Ia sedang membaca berita kematiannya sendiri. Pria ini terhenyak, ia lalu bert
Andaikata bisa diedarkan mesin pengukur ‘ mood ’  di seputar kita, maka hari-hari ini kita pasti banyak mendapati rapor yang di penuhi angka merah. Banyak penyebab mood merosot belakangan ini. Bagi sebagian orang larangan untuk terbang dengan kelas bisnis di pesawat sudah menurunkan mood . Bahkan kenaikan gaji dapat menyebabkan orang merasa khawatir dengan cara remunerasi yang menantang. Harga saham yang merosot, perdagangan yang mengalami beberapa tantangan baru, buah impor yang diragukan, ikan laut yang diformalin membuat orang semakin galau. Banyak perusahaan berada dalam keadaan ‘wait and see” , dan  keputusan berkembang tidak diambil dulu. Situasi politik yang seolah-olah hampir ‘meledak’ membuat orang bahkan tidak mau membuka mata melihat situasi yang sebenarnya. Harapan untuk keadaan yang lebih baik seolah memudar dan  membuat orang bertanya-tanya, apakah perubahan yang diharapkan ini ternyata impian belaka?Bahkan para optimis pun tiba-tiba menyatakan kekhawatirannya. Sebenarny

Dedikasi

Nama Basarnas tiba – tiba saja mencuat ke permukaan dan kembali  menjadi populer karena prestasi dalam menangani bencana jatuhnya pesawat Air Asia kemarin. Tantangan cuaca buruk, yang membahayakan nyawa pun disambut dengan penuh semangat.  Apa yang kita saksikan di media, tentunya adalah situasi-situasi ‘berani’ dari para penerbang, penyelam, pelaut, dan penyelamat lainnya. Kita tentunya berdecak kagum melihat keberanian, bahkan kenekadan para penyelam, penerbang untuk melakukan tindakan penyelamatan. Selanjutnya, pernahkah kita juga bertanya tanya, apa yang dialami , dibalik kinerja yang luar biasa ini.  Bencana tak kenal waktu, tak jarang para anggota Basarnas tidak pulang ke rumah untuk jangka waktu yang cukup lama. Apakah kita pernah mempertanyakan rindu istri dan anak yang ditinggalkan di rumah secara berminggu minggu.  Bagaimana keluarga yang ditinggalkan para perajurit yang berjuang menghadapi rasa was was dan khawatir akan  menerima berita buruk?  Apakah kita mempertanyakan bag

Tegur & Sapa

Dalam banyak organisasi, kita menemui kinerja yang luar biasa. Banyak tim sudah benar benar menerapkan ‘customer service’ dengan dedikasi tinggi dan proses serta sikap yang sungguh professional. Bahkan banyak lembaga memiliki standar tinggi, baik dalam integritas maupun produk yang dihasilkan. Sementara di tempat lain, visi misi mulia yang ditetapkan oleh para founding fathers menjadi sebuah coretan di atas kertas belaka. Karyawan bergerak  sendiri tanpa arah, pimpinan berjibaku berusaha memenuhi target finansial yang dicanangkan sambil mengeluhkan sikap dan kompetensi anak buahnya yang tidak mumpuni namun mereka juga tidak kuasa melakukan apa-apa karena sulitnya mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas saat ini.  Bila ditelaah lebih jauh lagi, kita bisa membaca bahwa suasana organisasi bukannya “tidak menyenangkan” tetapi juga tidak dirasakan merangsang produktivitas. Remunerasi tidak bisa dikeluhkan, bahkan mungkin termasuk 10 besar di kelasnya. Namun atmosfer ‘dingin’ sungguh ter
Faham bahwa satu-satunya yang pasti adalah perubahan, sudah dipahami semua orang. Situasi ini pun pasti membawa dampak juga pada proses pembelajaran. Lihat saja betapa, anak berusia prasekolah menguasai komputer. Di perusahaan, kalau  dulu orang cukup dikirim untuk kursus, atau bersekolah lebih lanjut, sekarang korporasi sudah membuat universitas, membuat segala macam upaya untuk memasukkan pembelajaran ke para karyawannya. Belum lagi, pengetahuan juga berkembang pesat. Apa yang kita pelajari sekarang, belum tentu valid untuk digunakan di masa mendatang. Karenanya manusia, mau tidak mau, harus senantiasa belajar terus, meskipun ia sudah tidak lagi duduk di bangku sekolah. Kegiatan belajar yang dibangun oleh civitas akademika memang penting, namun kegiatan belajar perlu digalakkan ‘on the job’ , berupa ‘ life long learning ’, dengan metode yang lebih holistik dan terap untuk dimanfaatkan dalam pekerjaannya sehari – hari. Seperti yang dinyatakan oleh pakar pendidikan di dunia kerja, Pete